top of page
Untitled design (9).png

Banyak Lulusan Informatika Cuma Jadi Beban Industri Teknologi?

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Di Tengah pesatnya pertumbuhan industry teknologi di Indonesia, kebutuhan akan talenta digital berkualitas semakin meningkat. Sayangnya, realita dilapangan menunjukan fakta yang cukup ironis: banyak lulusan Informatika justru tidak siap terjun ke dunia kerja. Mereka lulus dengan gelar sarjana, namun tanpa kemampuan dan pengalaman yang harusanya menjadi fondasi seperti kemampuan ngoding yang baik, problem solving, atau pemahaman sistem yang memadahi.


A.    Teori Tinggi, Praktek Rendah

Salah satu masalah utama terletak pada kurikulum pendidikan yang masih terlalu teoritis. Banyak kampus mengajarkan konsep tanpa memberikan cukup ruang untuk eksplorasi praktis dan proyek nyata. Mahasiswa lulus dengan nilai akademik baik, tapi tidak pernah benar-benar membangun aplikasi, berkontribusi di proyek open source, atau memahami alur kerja industri modern seperti version control, agile development, atau DevOps.


B.    Portofolio Kosong, CV Penuh Basa-Basi

Saat rekruter membuka lamaran dari fresh graduate Informatika, tak jarang mereka menemukan CV penuh dengan kata-kata klise seperti "berminat pada dunia teknologi" atau "cepat belajar", namun portofolionya nihil. Tidak ada GitHub aktif, tidak ada aplikasi yang pernah dibangun, bahkan tidak bisa menjelaskan perbedaan antara array dan linked list. Ini membuat banyak perusahaan enggan mengambil risiko untuk merekrut lulusan baru yang buta praktik.


C.    Industri Butuh Problem Solver, Bukan Hafalan

Industri teknologi bergerak cepat dan dinamis. Yang dibutuhkan adalah orang-orang yang mampu belajar mandiri, menyelesaikan masalah nyata, dan beradaptasi dengan perubahan. Sayangnya, banyak lulusan Informatika masih terpaku pada pendekatan hafalan. Saat dihadapkan dengan masalah dunia nyata, mereka kewalahan karena tidak pernah benar-benar diajarkan cara berpikir logis dan menyusun solusi dari nol.


D.    Siapa yang Salah?

Apakah ini sepenuhnya kesalahan mahasiswa? Tentu tidak. Banyak faktor turut andil: sistem pendidikan yang usang, dosen yang tidak mengikuti perkembangan teknologi, serta budaya akademik yang lebih fokus pada IPK ketimbang keterampilan nyata. Namun demikian, mahasiswa juga tidak bisa lepas tangan. Di era internet dan akses terbuka, alasan "tidak diajarkan di kampus" bukan lagi pembelaan yang bisa diterima.


E.     Penutup

Sudah waktunya jurusan Informatika baik dosen, institusi, maupun mahasiswanya berkaca. Jika tidak ingin lulusan Informatika terus dianggap beban oleh industri teknologi, maka perubahan harus dimulai dari sekarang. Pendidikan harus menyatu dengan praktik. Gelar bukan lagi jaminan, hanya skill dan pengalaman nyata yang akan menyelamatkan mereka di dunia kerja yang sesungguhnya.

Comentarios


©2025 by Kesatria Academy

bottom of page